Baterai Masa Depan

Baterai Masa DepanLithium-ion hingga kini masih menjadi teknologi baterai yang paling banyak digunakan. Selain dimensinya yang lebih kompak, kemampuannya untuk diisi ulang berulang kali lebih banyak dengan tetap mempertahankan kapasitas penyimpanannya, energi listrik yang bisa disimpan juga jauh lebih besar dengan dimensi baterai yang kecil.

Kini kelebihan baterai tersebut akan bertambah lagi. Para peneliti di Stanford University kini berhasil membuat baterai tersebut setipis kertas dan tetap bisa diisi ulang, sama halnya dengan yang dilakukan oleh ilmuwan India dan Jepang.

Dalam hasil riset yang dipublikasikan oleh American Chemical Society dalam jurnal ACS Nano, ahli-ahli material yang terdiri dari Liangbing Hu, Hui Wu dan Yi Cui melapisi sebuah kertas biasa pada kedua sisinya dengan lapisan tabung-tabung berukuran nanometer yang terbuat dari karbon. Kemudian lapisan tipis senyawa lithium yang mengandung logam.

Dengan desain tersebut maka lapisan lithium berfungsi sebagai elektroda dan lapisan tabung nano berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik. Kertas yang digunakan mempunyai fungsi sebagai tumpuan mekanis dan pemisah elektrode.

Berdasar hasil pengujian yang dilakukan, baterai kertas setebal 300 ?m tersebut mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan dengan baterai tipis lainnya, antara lain tebalnya yang jauh lebih tipis, energi densitas yang lebih tinggi, dan tidak mengalami penurunan unjuk kerja setelah pengujian 300 siklus isi ulang.

Teknologi baterai yang dikembangkan ilmuwan di Stanford University tersebut membuktikan bahwa teknik sederhana yang dikembangkan bisa digunakan untuk membuat perangkat penyimpan energi masa depan.

Source: http://www.ciputraentrepreneurship.com