
Dini hari di Desa Adat Kapal menghadirkan suasana yang berbeda dari biasanya. Ketika sebagian besar warga masih terlelap, para krama desa sudah mulai berkumpul untuk mempersiapkan lomba penjor. Cahaya lampu seadanya menerangi area kerja, sementara suara bambu dipotong dan dirangkai perlahan mengisi keheningan pagi. Momen ini menunjukkan betapa kuatnya semangat kebersamaan dalam menjaga tradisi.
Persiapan penjor bukan hanya soal merangkai bambu dan janur, tapi juga proses kolaborasi lintas generasi. Anak muda, orang tua, hingga para tetua adat semua terlibat. Mereka berbagi tugas, berbagi cerita, dan saling membantu menciptakan penjor terbaik untuk upacara dan lomba. Dari proses sederhana inilah kita bisa melihat nilai budaya yang kokoh dan tetap hidup hingga hari ini.
Lomba penjor di Desa Adat Kapal selalu menjadi momen yang ditunggu karena menggambarkan keindahan seni rupa Bali yang autentik. Setiap kelompok berusaha menampilkan karya yang penuh detail, harmoni, dan makna. Persiapan sejak dini hari ini menjadi saksi bahwa tradisi bukan hanya warisan, tetapi juga komitmen bersama untuk menjaga identitas budaya Bali.