Tari Rejang Taman Sari merupakan salah satu tarian sakral yang memiliki peran penting dalam rangkaian upacara mapakelem lan mecaru nawa gempang. Tarian ini menjadi simbol penyucian dan keharmonisan alam semesta, sekaligus bentuk bhakti masyarakat kepada para leluhur serta Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dalam tradisi Bali, Rejang dikenal sebagai tari penyambutan para Dewa dan manifestasinya. Begitu pula Rejang Taman Sari, yang dibawakan dengan gerakan lembut, anggun, dan penuh makna. Setiap gerakan yang dibawakan para penari mencerminkan kesucian, keikhlasan, serta rasa tulus dalam menjaga keseimbangan antara bhuwana agung (alam semesta) dan bhuwana alit (diri manusia).

Pelaksanaan tari ini biasanya dilakukan pada saat rangkaian mapakelem lan mecaru nawa gempang, yaitu upacara untuk menetralisasi unsur negatif dan memulihkan keharmonisan di lingkungan desa atau pura. Kehadiran Tari Rejang Taman Sari dalam upacara ini menambah aura kesakralan, menjadikan seluruh prosesi semakin khidmat dan penuh makna spiritual.

Dengan balutan busana adat yang khas, wangi bunga-bungaan, serta iringan gamelan gong kebyar atau gender wayang, tari ini menampilkan keindahan budaya Bali yang tetap lestari hingga kini. Tidak hanya memukau secara visual, namun juga sarat filosofi tentang kesucian, keseimbangan, dan rasa hormat kepada alam.

Melalui pelestarian Tari Rejang Taman Sari dalam upacara besar seperti mecaru nawa gempang, tradisi Bali terus menunjukkan kekuatan budayanya yang diwariskan turun-temurun, sekaligus menjadi identitas spiritual yang tak tergantikan.

Leave a Reply