Pregina Arja - Sekaa Arja Chandra Nada
Pregina Arja - Sekaa Arja Chandra Nada

Nuansa Sakral dalam Tetangguran Arja

Suasana malam di Desa Adat Padangtegal, Ubud, berubah menjadi panggung kehidupan budaya ketika Sekaa Arja Chandra Nada menampilkan Tetangguran Arja yang sarat makna. Pertunjukan ini bukan sekadar hiburan, melainkan bagian dari ritual sosial dan spiritual yang memperkuat rasa kebersamaan antarwarga.

Dalam tradisi Bali, Tetangguran menjadi momen penting untuk mempererat hubungan sosial sekaligus menyalurkan ekspresi seni. Melalui lantunan tembang, gerak tari yang lembut, dan dialog penuh pesan moral, Arja hadir sebagai bentuk komunikasi budaya yang hidup dan mengakar di tengah masyarakat.

Arja Sebagai Cermin Kehidupan Bali

Pertunjukan Tetangguran Arja menggambarkan nilai-nilai keseharian masyarakat Baliβ€”tentang cinta, kejujuran, dan pengabdian. Dengan balutan humor yang khas, setiap tokoh membawa pesan mendalam tentang kebijaksanaan hidup yang diwariskan turun-temurun.

Arja menjadi media bagi masyarakat untuk berkaca pada nilai-nilai kehidupan sambil tetap menjaga tradisi leluhur agar tidak terkikis oleh zaman. Dalam setiap pementasan, penonton tidak hanya menikmati keindahan seni, tetapi juga merenungi filosofi yang terkandung di dalamnya.

Semangat Pelestarian di Tengah Globalisasi

Melalui kegiatan seperti Tetangguran Arja, Sekaa Arja Chandra Nada menunjukkan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tentang menjaga masa lalu, tetapi juga menghidupkan kembali semangatnya di masa kini. Generasi muda dilibatkan secara aktif, memastikan bahwa tradisi ini terus berlanjut dan relevan bagi kehidupan masyarakat Bali modern.


πŸ“ Desa Adat Padangtegal, Ubud – Bali
πŸ“Έ Dokumentasi oleh @desaadatpadangtegal
πŸ“² Ikuti @balikami untuk kisah budaya, tradisi, dan kesenian Bali lainnya.


By Krisna

Leave a Reply