
Kalau kamu berkunjung ke Bali, jangan lupa mampir ke Pura Taman Ayun di Mengwi. Tempat ini bukan hanya cantik secara visual, tapi juga menyimpan kisah sejarah yang panjang tentang kerajaan, spiritualitas, dan budaya Bali.
β¨ Awal Berdirinya
Pura Taman Ayun dibangun pada tahun 1632 dan selesai sekitar 1634, atas perintah Raja Mengwi, I Gusti Agung Putu. Tujuan awalnya sederhana: menghadirkan sebuah pura keluarga (Pura Paibon) untuk leluhur kerajaan, sekaligus pusat spiritual bagi rakyat Mengwi.
Uniknya, pembangunan pura ini dibantu oleh seorang arsitek keturunan Tionghoa bernama Ing Khang Ghoew (atau dikenal sebagai I Kaco). Dari sinilah lahir sebuah karya arsitektur yang memadukan keindahan, kesakralan, dan filosofi hidup orang Bali.
ποΈ Arsitektur yang Memukau
Saat pertama masuk, kamu akan melihat pura ini dikelilingi oleh parit besar. Efeknya seolah-olah pura βmengambangβ di atas air. Kolam ini bukan sekadar hiasan, tapi melambangkan keseimbangan alam sesuai filosofi Tri Hita Karana.
Di dalamnya, ada banyak meru (menara suci bertingkat) dengan jumlah atap berbeda β 5, 7, 9, hingga 11. Semakin tinggi jumlah atap, semakin suci fungsi meru tersebut. Tata ruangnya pun mengikuti konsep Tri Mandala: halaman luar, tengah, dan inti (jeroan) yang paling suci.
π Perjalanan Waktu
Seperti bangunan bersejarah lainnya, Pura Taman Ayun juga mengalami beberapa kali renovasi. Salah satu pemugaran besar tercatat pada tahun 1937, agar keindahannya tetap terjaga setelah terkena gempa besar pada masa lalu.
π Warisan Dunia
Pada tahun 2012, UNESCO resmi menetapkan Pura Taman Ayun sebagai bagian dari Warisan Budaya Dunia dalam kategori βCultural Landscape of Bali Provinceβ. Artinya, pura ini tidak hanya penting bagi masyarakat Bali, tapi juga dunia.
β¨ Jadi, kalau kamu sedang berada di Bali, sempatkan diri untuk berkunjung. Pura Taman Ayun bukan hanya spot foto yang instagramable, tapi juga tempat untuk merasakan harmoni antara sejarah, budaya, dan spiritualitas Bali.