
Tabuh Wirat dan Gamelan Gambang: Warisan Sakral yang Terus Hidup di Padangtegal
Tabuh/song โWiratโ untuk Gamelan Gambang dimainkan dalam rangka Dewa Yadnya di Pura Desa & Puseh Desa Adat Padangtegal pada rangkaian karya suci
Padudusan Agung, Nubung Pedagingan, Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa, lan Ngusaba Nini.
Tabuh ini dibawakan oleh generasi kedua Sekaa Gambang Desa Adat Padangtegal, sebagai wujud kesinambungan tradisi yang dijaga dengan penuh rasa bakti, disiplin, dan kesadaran spiritual.
Gamelan Gambang: Langka, Sakral, dan Punya Peran Penting dalam Yadnya
Gamelan Gambang dikenal sebagai salah satu instrumen musik Bali yang langka dan sakral. Keberadaannya tidak hanya sebatas seni pertunjukan, tetapi memiliki fungsi utama dalam pelaksanaan yadnya, khususnya:
- Pitra Yadnya
- Dewa Yadnya
Suara khas Gambang dipercaya menghadirkan suasana suci, membantu menyelaraskan energi upacara, dan menjadi jembatan antara umat dengan spiritualitas leluhur.
Tabuh Wirat: Irama Bhakti dan Ketekunan Generasi
Dalam Tabuh Wirat, setiap pukulan tidak sekadar membentuk nada, melainkan menjadi doa yang hidup.
Ia menyimpan nilai:
- Ketekunan dalam belajar tabuh
- Disiplin dalam pelestarian tradisi
- Kesetiaan pada nilai luhur budaya Bali
- Tanggung jawab antargenerasi
Generasi muda Sekaa Gambang Padangtegal membuktikan bahwa seni sakral tidak sekadar diwariskan, tetapi dihidupkan dari waktu ke waktu.
Tradisi yang Bukan Hanya Dipelihara, Tapi Dihormati
Keberlanjutan Gamelan Gambang adalah bukti bahwa tradisi Bali bukan sekadar peninggalan masa lalu, melainkan identitas yang terus tumbuh.
Melalui karya-karya yadnya seperti ini, budaya tak hanya dipertontonkan โ tetapi dirawat dengan hati.
Ikuti Dokumentasi Budaya Bali Lainnya
Untuk liputan seni, adat, dan tradisi Bali, ikuti akun:
๐ @balikami