Di tengah hiruk-pikuk Ibu Kota Bali, Denpasar, terdapat sebuah ruang terbuka yang bukan hanya tempat bersantai, tetapi juga penyimpan memori sejarah yang dalam. Itulah Lapangan Puputan Badung, atau yang lebih dikenal sebagai Alun-Alun Denpasar. Tempat ini adalah simbol keteguhan hati rakyat Bali sekaligus menjadi tempat masyarakat bernapas dan berkumpul.
Makna di Balik Nama “Puputan”: Sejarah yang Berdarah dan Heroik
Nama “Puputan” bukanlah nama biasa. Kata ini berasal dari bahasa Bali yang artinya “habis-habisan” atau “bertempur sampai titik darah penghabisan”. Nama ini diberikan untuk mengenang peristiwa heroik pada 20 September 1906, di mana Raja Badung beserta keluarga, bangsawan, dan rakyatnya memilih melakukan ritual Puputan—melawan pasukan Belanda dengan senjata tajam tradisional hingga gugur—daripada menyerah dan dijajah.
Dengan demikian, Lapangan Puputan Badung bukan sekadar taman kota. Ia adalah monumen hidup yang mengingatkan setiap orang pada harga diri, keberanian, dan jiwa patriotisme rakyat Bali.
Spot Estetik & Aktivitas Seru di Alun-Alun Denpasar
Meski sarat sejarah, lapangan ini justru menjadi tempat yang sangat hidup dan dinamis. Berikut adalah hal-hal yang bisa kamu lakukan dan lihat di sini:
1. Berfoto dengan Latar “Bajra Sandhi” Monumen
- Monumen Bajra Sandhi adalah ikon utama di sisi utara lapangan. Monumen megah ini adalah Museum Perjuangan Rakyat Bali. Gedungnya yang bergaya arsitektur Bali dengan halaman yang luas adalah spot foto wajib dengan kesan agung dan budaya yang kuat. Foto di depan tangga besar monumen atau dengan menangkap keseluruhan strukturnya akan menghasilkan gambar yang dramatis.
2. Menikmati Taman Tropis yang Tertata Rapi
- Lapangan ini dikelilingi oleh taman tropis yang hijau dan asri, dengan kolam dan air mancur. Jalur setapaknya yang bersih sangat cocok untuk jalan-jalan santai atau bersepeda pada pagi dan sore hari.
3. Merasakan Hidupnya Malam di “Pasar Malam” Kuliner
- Saat matahari terbenam, sisi barat lapangan berubah menjadi surga kuliner. Ratusan pedagang kaki lima (PKL) membuka lapak dan menjajakan aneka makanan khas Bali dan Indonesia.
- Apa yang harus dicoba? Sate lilit, nasi campur Bali, jagung bakar, jaje Bali (kue tradisional), dan minuman segar seperti es kelapa muda. Suasana ramai dan aroma sedapnya membuat pengalaman kuliner di sini sangat autentik.
Lokasi & Tips Berkunjung
- Lokasi: Terletak persis di depan Kantor Gubernur Bali, di Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar. Sangat mudah diakses.
- Waktu Terbaik:
- Pagi Hari: Untuk suasana yang sejuk dan tenang, cocok untuk olahraga.
- Sore hingga Malam Hari: Untuk menikmati sunset, keramaian, dan kuliner khasnya.
- Tips: Lapangan sangat terbuka, jadi bawalah topi atau payung jika siang hari. Untuk Pasar Malam, datanglah dengan perut kosong dan siap untuk menjelajahi berbagai pilihan makanan.
Lapangan Puputan Badung adalah tempat di mana sejarah, budaya, dan kehidupan modern bertemu. Ia adalah ruang yang membumi; sebuah paru-paru kota yang tidak hanya menyediakan oksigen, tetapi juga mengingatkan kita pada akar keberanian dan identitas Bali. Berkunjung ke Denpasar tidak akan lengkap tanpa menghabiskan waktu di alun-alun yang penuh makna dan cerita ini.