Di tengah kekayaan biodiversitas Indonesia, terdapat makhluk-makhluk unik yang menjadi simbol keindahan alam nusantara. Salah satunya adalah Bekantan, primata berhidung mancung yang hanya bisa ditemukan di pulau Kalimantan. Dalam edisi BIG KNOWLEDGE kali ini, kami mengajak Anda untuk lebih dekat mengenal dan mengapresiasi satwa ikonik yang semakin langka ini.

Sebagai Indonesian Tourism Souvenir & Gift Specialist sejak 2014, BIG percaya bahwa mengenal kekayaan alam Indonesia adalah langkah pertama untuk mencintai dan melestarikannya. Dan, setiap kenangan akan kekayaan ini bisa diabadikan dengan cara yang berarti.

Profil Singkat Si “Monyet Belanda”

Bekantan (Nasalis larvatus), yang sering dijuluki “Monyet Belanda” karena hidungnya yang panjang dan mencolok, adalah primata endemik yang status konservasinya Terancam Punah (Endangered). Mereka adalah maskot provinsi Kalimantan Selatan dan menjadi kebanggaan sekaligus tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya.

Habitat dan Keunikan Fisik

Bekantan memiliki hubungan yang sangat erat dengan perairan. Mereka adalah perenang handal, yang membedakannya dari kebanyakan primata lainnya. Kemampuan berenang ini didukung oleh selaput di antara jari-jari kaki mereka. Oleh karena itu, habitat utama mereka adalah:

  • Hutan Bakau (Mangrove)
  • Hutan Rawa
  • Hutan Hujan Tropis dataran rendah di tepi sungai dan pesisir pantai pulau Kalimantan.

Ciri fisik mereka sangat mudah dikenali:

  • Hidung besar dan panjang pada jantan, yang berfungsi sebagai ruang resonansi untuk panggilan keras dan penarik perhatian betina.
  • Tubuh jantan jauh lebih besar daripada betina, bisa mencapai berat 24 kg.
  • Bulu berwarna coklat kemerahan dengan bagian punggung yang lebih gelap, memberikan kamuflase yang baik di antara dedaunan.

Perilaku Sosial dan Makanan

Bekantan adalah makhluk sosial yang hidup dalam kelompok. Pola kelompoknya umumnya terdiri dari:

  • Satu kelompok keluarga: Satu jantan dominan, beberapa betina, dan anak-anak mereka.
  • Kelompok “lajang”: Terdiri dari beberapa jantan muda yang belum memimpin kelompok.

Mereka adalah hewan diurnal (aktif pada siang hari) dan herbivora sejati. Makanan utama mereka adalah daun-daunan, terutama daun muda, tunas, dan buah-buahan yang mereka temukan di hutan bakau dan rawa. Sistem pencernaan mereka yang khusus memungkinkan mencerna daun yang berserat tinggi.

Reproduksi dan Ancaman Kelestarian

Bekantan betina biasanya melahirkan satu anak setelah masa kehamilan sekitar 166 hari. Anak bekantan akan disapih pada usia sekitar 7 bulan dan tetap tinggal dekat induknya selama beberapa tahun untuk belajar bertahan hidup.

Sayangnya, populasi Bekantan terus menurun drastis akibat:

  • Hilangnya habitat hutan bakau dan rawa untuk konversi lahan (sawit, pemukiman, dll).
  • Perburuan liar.
  • Fragmentasi hutan yang memisahkan kelompok dan mengurangi lahan mencari makan.

Bawa Pulang Kenangan, Jaga Warisan Alam

Mengenal Bekantan adalah langkah pertama. Langkah selanjutnya adalah turut serta dalam upaya pelestariannya, dimulai dari kesadaran akan keberadaannya.

Best Indonesian Gift (BIG) mengajak Anda untuk mengabadikan kekaguman pada satwa endemik Indonesia seperti Bekantan melalui souvenir yang penuh makna. Bayangkan memiliki sebuah gantungan kunci, magnet kulkas, atau tumbler custom dengan ilustrasi Bekantan yang cantik. Setiap kali Anda melihatnya, Anda tidak hanya terkenang pada keindahan alam Kalimantan, tetapi juga teringat untuk turut menjaganya.

Souvenir bukan sekadar benda, tapi bisa menjadi pengingat dan penyampai pesan akan pentingnya melestarikan warisan alam Indonesia yang tak ternilai.


Best Indonesian Gift | bestindonesiangift.com
BIG Indonesian Souvenir & Corporate Gift Manufacture
Untuk Pemesanan & Kerja Sama hubungi +62811-3801-551 (WA)

By Esa

Leave a Reply