
Saat pramugari mengumumkan, “Tegakkan sandaran kursi dan meja Anda untuk persiapan mendarat,” ini bukan sekadar formalitas. Ini adalah protokol keselamatan yang kritis dan didasarkan pada analisis risiko yang matang.
1. Untuk Memaksimalkan Ruang Evakuasi
Ini adalah alasan paling utama. Dalam situasi darurat setelah pendaratan, setiap detik sangat berharga. Jika sandaran kursi masih rebah, ia akan memblokir jalan bagi penumpang di belakangnya untuk keluar dengan cepat. Dengan menegakkan semua sandaran, terciptalah jalur evakuasi yang jelas dan tidak terhalang, memungkinkan semua orang untuk keluar dari pesawat dalam waktu 90 detikβstandar keselamatan yang wajib dipenuhi oleh semua maskapai.
2. Memudahkan Posisi “Brace for Impact”
Saat akan mendarat darurat, pilot akan memberi perintah “Brace! Brace!” Posisi ini dirancang untuk melindungi tubuh Anda. Sandaran kursi yang tegak memungkinkan Anda membungkuk dengan benar dan menyandarkan kepala dengan stabil, mengurangi risiko cedera leher dan tulang belakang.
3. Mengurangi Risiko Cedera bagi Penumpang di Belakang
Bayangkan jika terjadi pengereman mendadak yang sangat keras. Sandaran kursi yang rebah bisa terlempat ke belakang dengan cepat dan mengenai lutut atau kepala penumpang di belakangnya, menyebabkan cedera serius. Posisi tegak meminimalkan jarak gerak dan energi yang dihasilkan.
Analogi Sederhana
Bayangkan Anda sedang di bioskop. Tiba-tiba ada alarm kebakaran dan semua orang harus keluar dengan cepat. Jika kursi di depan Anda masih rebah, Anda harus memutar badan dan kesulitan melangkah. Namun, jika semua kursi dalam posisi tegak, Anda bisa berlari keluar lorong dengan lancar.
Menegakkan sandaran kursi dan menutup meja makan bukanlah tentang kenyamanan, melainkan tentang keselamatan kolektif. Tindakan sederhana ini adalah bentuk tanggung jawab kita tidak hanya untuk keselamatan diri sendiri, tetapi juga untuk keselamatan ratusan penumpang lainnya di dalam kabin.