Kokpit pesawat adalah ruang kerja yang sangat terorganisir, di mana setiap gerakan dan komunikasi didasarkan pada prosedur standar yang ketat. Berikut adalah fase-fase utamanya:

1. Fase Persiapan (Sebelum Penumpang Naik) – “The Briefing”

  • Pilot Flying (PF) dan Pilot Monitoring (PM) melakukan briefing membahas rute, cuaca, rencana penerbangan, dan potensi masalah.
  • Mereka memeriksa dokumen penerbangan dan memasukkan data rute ke dalam komputer pesawat (Flight Management System – FMS).
  • Melakukan walk-around check, yaitu inspeksi visual di sekitar badan pesawat untuk memastikan tidak ada kerusakan.

2. Fase Before Takeoff (Saat Penumpang Sudah Duduk) – “The Flow”

  • Kru melakukan pre-flight checklist yang panjang, menyalakan sistem pesawat satu per satu.
  • Berkomunikasi dengan Air Traffic Control (ATC) untuk meminta izin pushback dan taxi.
  • Menguji kontrol permukaan pesawat (kemudi, sayap, dll.) dan sistem pengereman.

3. Fase Lepas Landas – “The Power”

  • Setelah mendapat izin dari ATC, pilot mengarahkan pesawat ke landasan pacu.
  • Pilot Flying akan menerapkan takeoff/go-around (TOGA) thrust, mendorong mesin ke daya penuh.
  • Pada kecepatan tertentu (V1), pilot harus memutuskan untuk terus lepas landas atau menghentikan pesawat, bahkan jika ada masalah.
  • Saat roda terangkat, pilot menyebut “Positive climb” dan “Gear up”.

4. Fase Cruise (Menanjak dan Jelajah) – “The Monitor”

  • Autopilot biasanya diaktifkan setelah pesawat mencapai ketinggian tertentu.
  • Tugas utama kru adalah memantau sistem pesawat, berkomunikasi dengan ATC untuk perubahan ketinggian atau rute, dan memperbarui data cuaca.
  • Mereka juga melakukan perhitungan ulang bahan bakar dan memperbarui Estimated Time of Arrival (ETA).

5. Fase Penurunan dan Persiapan Mendarat – “The Descent”

  • Pilot menerima jelmaan turun dari ATC dan mulai mengurangi tenaga mesin.
  • Mereka melakukan approach briefing, membahas prosedur pendekatan, landasan yang akan digunakan, dan kondisi cuaca.
  • Mengonfigurasi pesawat untuk mendarat: menurunkan flaps dan slats untuk meningkatkan daya angkat pada kecepatan rendah.

6. Fase Pendekatan dan Pendaratan – “The Finals”

  • Ini adalah fase paling sibuk. Pilot beralih dari monitoring ke hand-flying (tergantung kondisi).
  • Mereka mengikuti panduan Instrument Landing System (ILS) di layar untuk menyelaraskan dengan landasan.
  • Pada ketinggian 50-100 kaki, PF akan mulai “flare” (mengangkat hidung pesawat) untuk mendarat dengan halus.
  • Setelah roda menyentuh landasan, PM akan membalikkan daya dorong mesin (thrust reversers) dan mengerem.

7. Fase Setelah Mendarat – “The Shutdown”

  • Pilot mengikuti instruksi ATC untuk menuju ke gerbang.
  • Mereka melakukan after-landing checklist, mematikan sistem yang tidak diperlukan.
  • Setelah parkir, mereka menyelesaikan shutdown checklist dan mencatat data penerbangan di logbook.

Hal-Hal yang Mungkin Mengejutkan Anda:

  1. Komunikasi yang Sangat Standar: Setiap percakapan dengan ATC menggunakan frasa yang telah distandardisasi untuk mencegah kesalahpahaman.
  2. “Sterile Cockpit” Rule: Di bawah ketinggian 10.000 kaki, percakapan hanya boleh tentang hal yang berkaitan dengan penerbangan. Tidak ada obrolan santai.
  3. Banyak Waktu Memantau: Sekitar 90% waktu di kokpit dihabiskan untuk memantau sistem dan lalu lintas udara, bukan secara aktif menerbangkan pesawat.
  4. Kedua Pilot Makan Makanan Berbeda: Ini adalah aturan tak tertulis untuk mencegah kedua pilot keracunan makanan secara bersamaan.

Kokpit bukanlah tempat yang misterius dan menegangkan, melainkan ruang kerja yang sangat disiplin dan terstruktur. Setiap tindakan didasarkan pada pelatihan intensif, prosedur standar, dan kerja sama tim yang solid. Ketenangan dan profesionalisme di dalam kokpit adalah alasan utama mengapa penerbangan komersial menjadi moda transportasi teraman di dunia.


By Gusde

Leave a Reply