
Pernahkah kamu mendengar tentang Mesatya?
Sebuah tradisi kuno di Bali yang menggambarkan bentuk kesetiaan paling ekstrem — di mana istri sang raja rela membakar diri di atas api kremasi suaminya.
Tradisi ini dahulu dianggap sebagai simbol cinta dan pengabdian tertinggi. Bagi mereka, hidup tanpa pasangan yang telah tiada dianggap kehilangan makna. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan nilai kemanusiaan, praktik Mesatya berhenti dilakukan pada abad ke-20.
Kini, kisah Mesatya hanya tersisa dalam catatan sejarah dan kisah tutur masyarakat. Meski begitu, maknanya tetap hidup — mengingatkan kita bahwa kesetiaan sejati tidak selalu harus dibuktikan dengan pengorbanan fisik, tetapi dengan ketulusan hati.
Tradisi ini menjadi salah satu bagian menarik dari sejarah Bali, yang memperlihatkan betapa dalamnya nilai spiritual dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
✨ Sebuah kisah cinta, kesetiaan, dan keberanian yang kini menjadi legenda.