Desa Munggu di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung kini memiliki ikon budaya baru berupa Patung Mekotek Desa Munggu yang resmi diresmikan pada Kamis, 13 November 2025. Pendirian patung ini menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian tradisi Mekotek yang selama ini identik dengan desa tersebut.
Melestarikan Tradisi Mekotek
Pendirian Patung Mekotek menjadi simbol komitmen masyarakat dan pemerintah desa untuk mempertahankan tradisi turun-temurun yang berlangsung setiap enam bulan sekali dalam rangkaian Hari Raya Kuningan. Tradisi Mekotek tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga bagian dari identitas budaya Desa Munggu. Dengan adanya ikon baru ini, nilai sejarah dan makna ritual Mekotek dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang.
Memperkuat Identitas Desa Wisata
Sebagai desa wisata, Desa Munggu kini memiliki daya tarik tambahan melalui keberadaan Patung Mekotek Desa Munggu. Patung ini menjadi penanda visual yang mencirikan keunikan desa, sekaligus memperkuat posisinya sebagai destinasi budaya bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Lokasi patung yang strategis juga memudahkan wisatawan mengenal tradisi Mekotek sejak memasuki kawasan desa.
Media Edukasi Budaya bagi Pengunjung
Selain sebagai ikon wisata, patung ini juga menjadi sarana edukasi untuk memperkenalkan sejarah, makna, dan filosofi tradisi Mekotek. Wisatawan dapat memahami bagaimana tradisi ini merupakan bentuk permohonan keselamatan sekaligus ungkapan syukur masyarakat. Patung tersebut menjadi titik awal bagi pengunjung sebelum menyaksikan langsung tradisi Mekotek saat hari pelaksanaan.
Menghormati Leluhur dan Memperindah Kawasan
Pendirian patung ini juga sebagai wujud penghormatan kepada leluhur yang mewariskan tradisi Mekotek hingga tetap hidup sampai sekarang. Di sisi lain, kehadirannya memperindah kawasan Desa Munggu dengan sentuhan seni khas Bali yang memancarkan nilai estetika dan spiritualitas.
Menarik Minat Wisatawan
Dengan desain yang ikonik dan penuh makna, Patung Mekotek Desa Munggu memiliki potensi besar menjadi spot foto favorit bagi wisatawan. Hal ini tentu berdampak positif bagi perkembangan sektor wisata desa, UMKM, serta aktivitas ekonomi masyarakat sekitar.