When is The Best Time to Visit Bali? - Atlas Beach Fest | The Biggest ...

Menyucikan Alam Sebelum Heningnya Nyepi

Sehari sebelum Hari Raya Nyepi, masyarakat Bali melaksanakan Tradisi Pengerupukan, sebuah ritual sakral yang menjadi bagian dari upacara besar Tawur Kesanga. Momen ini menandai pembersihan diri dan alam semesta dari energi negatif yang disebut bhuta kala, demi menciptakan harmoni menjelang keheningan suci Nyepi.

Api, Suara, dan Gerak dalam Penyucian

Pada malam Pengerupukan, seluruh penjuru Bali hidup dalam gemuruh suara kentongan dan nyala api. Warga menyalakan obor, membakar dupa, dan membunyikan peralatan tradisional untuk mengusir roh jahat. Di beberapa tempat, asap dupa dan percikan api dipercaya membantu membersihkan energi negatif yang melekat di lingkungan sekitar.

Ogoh-Ogoh: Simbol Amarah yang Dilenyapkan

Puncak dari tradisi ini adalah arak-arakan ogoh-ogoh — patung raksasa berwujud menyeramkan yang melambangkan sifat buruk manusia. Setelah diarak keliling desa, ogoh-ogoh biasanya dibakar sebagai simbol penghancuran kejahatan, amarah, dan nafsu duniawi. Api yang membakar ogoh-ogoh menjadi lambang penyucian menuju kedamaian batin.

Makna Spiritualitas di Balik Tradisi

Lebih dari sekadar ritual, Pengerupukan adalah refleksi spiritual tentang keseimbangan antara manusia, alam, dan kekuatan tak kasatmata. Dengan mengusir bhuta kala, masyarakat Bali tidak hanya menyucikan lingkungan, tetapi juga menyelaraskan diri dengan semesta agar siap menyambut keheningan Nyepi — hari introspeksi dan penyucian jiwa.

By Brian