Peringatan tragedi Bom Bali kembali digelar pada Senin, 13 Oktober 2025. Tahun ini, masyarakat menyiapkan karangan bunga terpanjang Monumen Kemanusiaan Bom Bali 2002 sebagai bentuk penghormatan. Rangkaian bunga tersebut disusun di area monumen yang berada di Legian, Kuta.
Sejak pagi, warga, keluarga korban, dan pengunjung mulai berdatangan. Mereka membawa bunga, menyalakan lilin, dan berdoa bersama. Suasana terasa sangat tenang dan penuh haru. Banyak orang berhenti sejenak untuk membaca nama-nama korban yang terukir di monumen.
Rangkaian bunga yang panjang itu menjadi simbol solidaritas masyarakat. Setiap bunga dipasang dengan penuh ketulusan. Ada yang datang sebagai perwakilan sekolah, komunitas, maupun organisasi kemanusiaan. Wisatawan yang sedang berlibur di Bali pun turut memberikan penghormatan.
Dalam acara tersebut, beberapa tokoh masyarakat menyampaikan pesan singkat. Mereka mengingatkan pentingnya menjaga perdamaian, toleransi, dan rasa saling menghargai. Tragedi Bom Bali 2002 menjadi pelajaran besar tentang nilai kemanusiaan dan persatuan.
Setiap tahun, peringatan ini diadakan untuk menjaga ingatan sejarah. Tidak hanya bagi masyarakat Bali, tetapi juga bagi seluruh dunia. Karangan bunga yang membentang di sekitar monumen menggambarkan harapan agar kejadian serupa tidak pernah terulang.
Pada peringatan tahun ini, rangkaian bunga dibuat lebih panjang dari biasanya. Hal ini menunjukkan kuatnya dukungan moral dari berbagai pihak. Kehadiran karangan bunga terpanjang Monumen Kemanusiaan Bom Bali 2002 menjadi pengingat bahwa masyarakat tetap bersatu menghadapi duka masa lalu.
Peringatan ini juga menjadi momen refleksi. Banyak pengunjung yang berhenti untuk berdoa, berdiam diri, atau sekadar menatap monumen sambil mengenang peristiwa tersebut. Melalui simbol sederhana berupa bunga, masyarakat Bali terus menjaga semangat kemanusiaan.