Suasana Ngerebong Pura Agung Petilan pada 7 Desember 2025 berlangsung meriah, sakral, dan penuh energi spiritual. Sejak pagi, ribuan warga sudah berdatangan ke Pura Agung Petilan Kesiman untuk mengikuti rangkaian tradisi leluhur yang telah diwariskan turun-temurun. Hari itu, kawasan Kesiman tampak hidup dengan pakaian adat, wewangian dupa, serta iringan gamelan yang memenuhi udara.

Upacara Ngerebong dikenal sebagai tradisi penting untuk menjaga keseimbangan alam, manusia, dan para dewata. Pada perayaan ini, suasana pura dipenuhi aktivitas keagamaan seperti persembahyangan, pementasan tari sakral, hingga prosesi ritual yang dipimpin para pemangku. Kehadiran para krama desa dengan busana adat Bali menambah kekhidmatan acara.

Di tengah pelataran pura, beberapa peserta mengalami kondisi kerauhan, yaitu keadaan ketika seseorang dipercaya menerima energi spiritual. Momen ini menjadi salah satu bagian paling ikonik dari upacara Ngerebong. Meski dipenuhi intensitas spiritual, rangkaian upacara berlangsung tertib dan penuh penghormatan.

Menjelang siang, Suasana Ngerebong Pura Agung Petilan semakin ramai. Warga yang datang tidak hanya dari Kesiman, tetapi juga dari berbagai daerah lain untuk menyaksikan tradisi unik yang hanya digelar pada hari tertentu. Para pemedek melakukan persembahyangan bersama sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan keselamatan.

Suasana di sekitar pura pun tidak kalah hidup. Pedagang, fotografer, dan pengunjung memadati area luar pura, tetapi tetap menjaga ketertiban agar jalannya ritual tidak terganggu. Cuaca yang cerah pada 7 Desember 2025 semakin mendukung kelancaran acara.

Secara keseluruhan, Suasana Ngerebong Pura Agung Petilan 7 Desember 2025 memperlihatkan bagaimana tradisi sakral milik masyarakat Bali tetap terjaga dengan penuh makna. Upacara ini tidak hanya menjadi simbol keharmonisan antara manusia dan alam, tetapi juga menjadi pengingat tentang kuatnya identitas budaya Bali yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Leave a Reply