
SVG (Scalable Vector Graphics): Raja di Dunia Digital
SVG adalah format vektor yang dirancang khusus untuk web dan antarmuka digital.
Ciri & Keunggulan SVG:
- Bahasa Markup: SVG sebenarnya adalah file teks berisi kode XML. Ini berarti file SVG bisa diedit dengan text editor dan dimanipulasi dengan CSS dan JavaScript.
- Interaktif & Animatable: SVG bisa dibuat animasi dan interaktif, membuatnya ideal untuk ilustrasi web, infografis, dan elemen UI/website yang dinamis.
- Ukuran File Sangat Ringkas: Untuk grafik sederhana, file SVG biasanya lebih kecil daripada EPS.
- Kualitas Tajam di Berbagai Perangkat: Tampil sempurna di layar retina dan berbagai ukuran layar karena sifat vektornya.
- Kompatibilitas Web Modern: Didukung penuh oleh semua browser web modern dan platform digital.
Kekurangan & Keterbatasan SVG:
- Kurang Cocok untuk Cetak: Meski bisa dicetak, SVG bukan pilihan utama untuk keperluan percetakan profesional.
- Fitur Kompleks Terbatas: Tidak mendukung beberapa fitur canggih seperti color management (CMYK) yang ada di EPS.
EPS (Encapsulated PostScript): Standar Lama untuk Dunia Cetak
EPS adalah format vektor legendaris yang telah menjadi standar industri untuk percetakan dan desain profesional selama beberapa dekade.
Ciri & Keunggulan EPS:
- Dunia Cetak Profesional: Dirancang khusus untuk keperluan cetak berkualitas tinggi. Mendukung color space CMYK yang vital untuk percetakan.
- Kompatibilitas Luas di Software Profesional: Didukung secara native oleh aplikasi Adobe seperti Illustrator, Photoshop, dan InDesign, serta perangkat lunak DTP (Desktop Publishing) lainnya.
- Dapat Menyimpan Gambar Bitmap: Berbeda dengan SVG yang murni vektor, EPS bisa berisi elemen vektor dan raster (bitmap) dalam satu file.
- Universal di Lingkungan Profesional: Format pertukaran yang andal antar desainer dan percetakan.
Kekurangan & Keterbatasan EPS:
- Tidak Ramah Web: Tidak didukung secara native oleh browser web (harus dikonversi dulu ke format lain untuk ditampilkan di web).
- Ukuran File Lebih Besar: File EPS cenderung lebih besar daripada SVG untuk grafik yang sama.
- Tidak Interaktif: Tidak mendungkung animasi atau interaktivitas seperti SVG.
Tabel Perbandingan Cepat: SVG vs EPS
| Aspek | SVG | EPS |
|---|---|---|
| Fokus Utama | 🏆 Web & Digital | 🏆 Cetak Profesional |
| Skalabilitas | Tak terbatas, optimal untuk layar | Tak terbatas, optimal untuk cetak |
| Kompatibilitas Web | Didukung semua browser modern | Tidak didukung browser |
| Kompatibilitas Cetak | Terbatas | Standar industri percetakan |
| Interaktivitas | Bisa animasi & interaktif | Statis |
| Ukuran File | Umumnya lebih ringkas | Cenderung lebih besar |
| Kemudahan Edit | Bisa dengan text editor | Perlu software desain profesional |
Kapan Harus Memilih SVG dan Kapan Memilih EPS?
Gunakan SVG untuk:
- Logo website dan elemen UI/UX
- Ikon dan ilustrasi digital
- Infografis interaktif dan data visualization
- Grafik yang perlu dimanipulasi dengan CSS/JavaScript
- Proyek yang fokus pada tampilan layar
Gunakan EPS untuk:
- Logo yang akan dicetak (kartu nama, brosur, billboard)
- File untuk percetakan offset dan DTP
- Pertukaran file dengan percetakan atau klien yang menggunakan software Adobe
- Arsip master file desain yang siap cetak
Kesimpulan:
Keduanya adalah format vektor yang hebat, tetapi dengan ranah penggunaan berbeda:
- SVG adalah masa depan untuk dunia digital yang dinamis dan interaktif.
- EPS adalah fondasi yang solid untuk dunia cetak profesional.
Pilihan antara SVG dan EPS bergantung sepenuhnya pada tujuan akhir karya Anda:
- Untuk layar? Pilih SVG.
- Untuk cetak? Pilih EPS.