Saat orang membayangkan Bali, seringkali yang terlintas adalah pantai, klub malam, dan villa mewah. Namun, ada sisi lain Bali yang lebih menenangkan, hijau, dan autentik: Sawah Tabanan. Daerah ini tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang memukau, tetapi juga adalah jantung penghasil padi utama di Bali yang dijuluki “Lumbung Padi Bali”.

Pesona Visual yang Tak Tertandingi: Lebih dari Sekadar Sawah Biasa

Yang membedakan sawah di Tabanan adalah latar belakangnya yang dramatis dan sistem pengairannya yang berusia ratusan tahun.

  1. Latar Gunung & Lembah yang Memukau: Sawah di Tabanan seringkali terhampar di lereng-lereng lembah yang hijau, dengan latar belakang puncak Gunung Batukaru yang kerap diselimuti kabut. Pemandangan ini menciptakan komposisi landscape yang sempurna bagi para fotografer dan pelancong yang mencari ketenangan.
  2. Sistem Subak yang Diturunkan dari Generasi ke Generasi: Hamparan hijau yang teratur dan indah ini bukanlah kebetulan. Ia adalah hasil dari Sistem Subak, sebuah organisasi pengairan tradisional khas Bali yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia. Subak bukan hanya tentang irigasi, tetapi juga tentang filosofi Tri Hita Karana—harmoni antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
  3. Jalan yang Meliuk di Antara Hijau: Jalan Jatiluwih & Pekutatan:
    • Jatiluwih: Inilah bintang utamanya. Nama Jatiluwih berarti “sangat indah”, dan itu bukanlah gurauan. Hamparan sawah berterasering di sini sangat luas dan memanjang sejauh mata memandang. Berjalan kaki atau bersepeda menyusuri jalan setapak di antara sawahnya adalah pengalaman yang menyejukkan jiwa.
    • Pekutatan: Di sisi barat, perjalanan menuju daerah Pekutatan menawarkan pemandangan sawah yang tidak kalah menakjubkan, dengan lereng yang curam dan pemandangan langsung ke Samudra Hindia.

Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Sawah Tabanan

  1. Bersepeda Menyusuri Jalur Hijau: Menyewa sepeda dan menjelajahi jalan kecil yang meliuk di antara hamparan sawah adalah cara terbaik untuk merasakan kedamaiannya.
  2. Trekking & Berjalan Santai: Jalan setapak di Jatiluwih sangat cocok untuk trekking ringan. Hirup udara segar pegunungan dan dengarkan suara gemericik air irigasi subak.
  3. Belajar tentang Subak & Budaya Bali: Kunjungi Pura Ulun Danu Bratan sebagai simbol utama sistem Subak, atau ajak bicara petani lokal untuk memahami kearifan lokal mereka.
  4. Menikmati Sunrise atau Sunset: Pemandangan matahari terbit atau terbenam di balik hamparan hijau dan pegunungan adalah momen yang sangat magis dan fotogenik.
  5. Mencicipi Kopi Lokal di Warung Tepi Sawah: Banyak warung sederhana (warung kopi) yang berdiri di tepi sawah. Duduklah sambil menyeruput kopi Bali hangat dan menikmati “living painting” right in front of you.

Sawah Tabanan adalah penawar bagi jiwa yang lelah akan keramaian Bali. Ia mengingatkan kita bahwa di balik gemerlap pariwisata, Bali tetaplah sebuah pulau dengan masyarakat agraris yang menghormati alam dan leluhur.


By Gusde

Leave a Reply