
Kita sering terjebak pada pertanyaan,
βJam berapa sih waktu posting yang paling bagus?β β°
Seakan algoritma punya alarm sakti yang harus dipatuhi. Padahal kenyataannya⦠tidak sesimpel itu.
Algoritma itu hanya cermin dari perilaku manusia. πͺ
Dan manusia tidak hidup dalam pola waktu yang sama.
Ada yang scrolling sambil nunggu kopi jadi β
Ada yang berhenti sebentar di tengah kerja π»
Ada yang baru punya ruang untuk merasa di tengah malam π
Karena itu, βjam terbaikβ bukan soal ramai.
Tapi soal kesediaan audiens untuk mendengar. π
Konten yang baik bukan hanya dilihatβ¦ tetapi dirasakan. β¨
π‘ Lalu, bagaimana menemukan Waktu Emas-mu?
Bukan menebak.
Bukan ikut template.
Tetapi mengamati kebiasaan audiensmu sendiri. π
Mulai dari hal sederhana:
β’ Postingan mana yang paling βkenaβ? Lihat jamnya. π
β’ Story mana yang paling banyak reply? Lihat polanya. π¬
β’ Komentar biasanya datang di jam berapa? Catat ritmenya. π
Dari sana kamu akan sadar:
Kontenmu tidak butuh lebih banyak kesempatan tampil.
Kontenmu hanya butuh momen yang tepat untuk didengar. π―
π― Pegang ini:
Tujuan kita bukan sekadar tampil di feed.
Tujuan kita adalah hadir pada waktu yang berarti. π€
Dan ketika kamu menemukan ritme itu,
kamu tidak sekadar posting β kamu sedang berbicara kepada orang yang siap menerima. β€οΈ
π¬ Sekarang giliranmu:
Biasanya kamu online jam berapa?
Pagi | Siang | Malam
Tulis di komentar π
Biar kita analisa bareng berdasarkan audiensmu β bukan mitos.
Untuk insight sosial media lainnya, jangan lupa follow @kamicreative.co β¨