Apa sebenarnya CBDC ini, dan bagaimana bedanya dengan uang elektronik atau cryptocurrency yang sudah ada? Yuk, kita kupas tuntas.

Apa Itu CBDC? Uang Negara dalam Format Digital

Sederhananya, CBDC adalah uang tunai, tetapi dalam bentuk digital. Ia adalah alat pembayaran yang sah (legal tender) yang dikeluarkan dan dijamin langsung oleh bank sentral suatu negara.

  • Rupiah Digital (Digital Rupiah) adalah CBDC yang sedang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI).
  • Ia memiliki nilai yang paripurna 1:1 dengan Rupiah fisik. 1 Digital Rupiah = 1 Rupiah uang kertas.
  • Statusnya sama dengan uang tunai, bedanya hanya bentuknya yang digital.

Beda Tipis Tapi Krusial: CBDC vs. Uang Elektronik vs. Cryptocurrency

Meski sama-sama “digital”, CBDC punya perbedaan mendasar:

  1. CBDC vs. E-Money (Gopay, OVO, Dana)
    • Jaminan: Saldo di e-money dijamin oleh perusahaan penerbit (swasta), sedangkan CBDC dijamin langsung oleh bank sentral (negara).
    • Konektivitas: E-money membutuhkan rekening bank atau kartu kredit untuk top up. CBDC tidak, ia adalah uang digital itu sendiri.
    • Legalitas: CBDC adalah alat bayar sah seperti uang tunai, sementara e-money adalah instrumen pembayaran yang perlu diterima secara sukarela oleh merchant.
  2. CBDC vs. Cryptocurrency (Bitcoin, Ethereum)
    • Penerbit & Pengawasan: CBDC terpusat (centralized) dan dikelola bank sentral. Cryptocurrency bersifat terdesentralisasi tanpa otoritas tunggal.
    • Nilai: Nilai CBDC stabil karena di-backup oleh negara. Nilai cryptocurrency sangat volatil karena ditentukan pasar.
    • Tujuan: CBDC untuk efisiensi sistem pembayaran resmi. Cryptocurrency awalnya diciptakan sebagai alternatif sistem keuangan tradisional.

Tantangan dan Pertimbangan

Meski menjanjikan, pengembangan CBDC tidak lepas dari tantangan:

  • Privasi: Seberapa jauh bank sentral bisa mengakses data transaksi individu?
  • Keamanan Siber: Sistem digital selalu rentan terhadap peretasan. Perlindungan ekstra harus diterapkan.
  • Dampak pada Perbankan: Jika masyarakat bisa menyimpan uang langsung di bank sentral, apakah ini akan mengurangi dana pihak ketiga di bank komersial?
  • Infrastruktur Teknologi: Membutuhkan infrastruktur digital yang kuat dan merata di seluruh pelosok negeri.

Bagaimana Perkembangan di Indonesia?

Bank Indonesia telah secara resmi meluncurkan proyek Garuda sebagai langkah eksplorasi Digital Rupiah. BI mengambil pendekatan bertahap, dimulai dari CBDC wholesale untuk transaksi antarbank, yang nantinya akan dikembangkan lebih lanjut ke tahap retail untuk masyarakat umum.


Kesimpulan: Masa Depan yang Tak Terelakkan?

CBDC bukan lagi soal “akan ada atau tidak”, tapi “kapan dan bagaimana” implementasinya. Ia merupakan respons alami bank sentral terhadap era digital yang tak terbendung. Tujuannya bukan untuk menggantikan uang tunai sepenuhnya dalam waktu dekat, melainkan untuk memberikan opsi pembayaran yang lebih aman, cepat, dan inklusif.


By Gusde

Leave a Reply