Istilah “hacker” seringkali digambarkan secara negatif di film dan media sebagai penjahat yang membobol sistem untuk keuntungan jahat. Namun, kenyataannya jauh lebih kompleks dan menarik. Dunia peretasan memiliki “spektrum moral” layaknya karakter dalam cerita, sering digambarkan dengan topi-topi simbolis.

The White Hat Hacker: Pahlawan Bertopi Putih 🦸‍♂️

Mereka adalah pahlawan dunia siber yang bekerja secara legal dan etis.

  • Tugas: Mencari celah keamanan dalam sistem atas izin pemiliknya.
  • Motivasi: Memperkuat pertahanan siber dan melindungi data.
  • Contoh Profesi: Security ConsultantPenetration Tester, atau Bug Bounty Hunter (yang dibayar untuk menemukan dan melaporkan kerentanan).

The Black Hat Hacker: Penjahat Bertopi Hitam 🦹‍♂️

Inilah yang biasanya digambarkan media. Mereka adalah penjahat siber sejati.

  • Tugas: Membobol sistem untuk mencuri data, memeras, atau menyebabkan kerusakan.
  • Motivasi: Keuntungan pribadi, uang, atau niat jahat.
  • Contoh Aktivitas: Menyebarkan ransomware, mencuri data kartu kredit, atau melumpuhkan website.

The Grey Hat Hacker: Di Antara Keduanya 🎩

Mereka berada di area abu-abu, tidak sepenuhnya jahat tapi juga tidak selalu mengikuti aturan.

  • Tugas: Mungkin membobol sistem tanpa izin, tetapi kemudian melaporkan celahnya (kadang dengan meminta imbalan).
  • Motivasi: Ingin membantu, tapi dengan caranya sendiri. Mereka tidak berniat mencuri, tetapi tindakannya ilegal.

Jadi, istilah “hacker” pada dasarnya netral. Ia hanyalah sebutan untuk seseorang dengan pemahaman mendalam tentang sistem digital. Niat dan tindakannyalah yang menentukan apakah mereka seorang pahlawan atau penjahat.


By Gusde

Leave a Reply