Anda pasti sudah hafal dengan ritual ini: pramugari mengumumkan, “Silakan aktifkan mode pesawat,” dan kita semua patuh tanpa bertanya. Tapi, di lubuk hati, pernahkah Anda bertanya-tanya—apakah ini benar-benar wajib, atau sekadar aturan kuno yang sudah kedaluwarsa?

Mode pesawat bukanlah mitos, melainkan kebutuhan keselamatan yang berakar pada ilmu pengetahuan, meski konteksnya telah berkembang seiring zaman.

Alasan Di Balik Aturan: Bukan Sekadar Prasangka

Pada masa awal penerbangan komersial, kekhawatiran utamanya adalah gangguan frekuensi radio. Ponsel Anda, dalam upaya mencari sinyal, memancarkan gelombang radio yang kuat pada frekuensi tertentu. Di ketinggian 35.000 kaki, sinyal ini bisa memantul dan menjangkau banyak menara BTS, yang berpotensi mengganggu dua sistem pesawat yang sangat kritis:

  1. Komunikasi Pilot dengan ATC: Gangguan statis pada frekuensi komunikasi dapat membuat percakapan vital antara pilot dan pengawas lalu lintas udara (ATC) terputus atau tidak jelas.
  2. Sistem Navigasi: Gangguan pada frekuensi navigasi, seperti alat pendaratan Instrument Landing System (ILS), berpotensi menyebabkan informasi yang salah kepada pilot, terutama dalam kondisi cuaca buruk.

Prinsipnya sederhana: Dalam industri yang mengutamakan keselamatan di atas segalanya, “lebih baik mencegah daripada mengobati.” Bahkan kemungkinan gangguan sekecil 0,001% pun terlalu besar risikonya.

Era Modern: Apakah Masih Relevan?

Dengan teknologi pesawat dan ponsel yang jauh lebih canggih, ancamannya memang berkurang. Pesawat modern dilengkapi dengan pelindung (shielding) yang lebih baik, dan perangkat elektronik telah dirancang untuk emisi yang lebih rendah.

Namun, aturan ini tetap berlaku karena beberapa alasan praktis:

  • Mencegah Gangguan Jaringan di Darat: Bayangkan ratusan ponsel di ketinggian mencoba menyambung ke semua menara BTS di bawahnya secara bersamaan. Ini dapat membebani jaringan seluler di darat tanpa tujuan yang jelas, karena ponsel bergerak terlalu cepat untuk melakukan handover yang mulus.
  • Memastikan Anda Tetap Fokus: Aturan ini secara halus mengingatkan penumpang untuk mematikan perangkat yang bisa mengganggu, seperti ponsel yang berdering di kabin yang tenang. Keselamatan juga tentang mengurangi gangguan bagi kru.
  • Tahap Kritis yang Paling Berisiko: Gangguan paling berpotensi terjadi selama lepas landas dan mendarat, yaitu fase penerbangan yang paling membutuhkan konsentrasi dan komunikasi penuh dari kru.

Lalu, Bagaimana dengan Wi-Fi di Pesawat?

Inilah bukti bahwa aturannya bukan tentang melarang elektronik, tapi mengontrol bagaimana mereka berkomunikasi. Wi-Fi pesawat menggunakan frekuensi khusus yang telah diuji dan disetujui untuk tidak mengganggu sistem pesawat, berbeda dengan sinyal seluler yang tidak terkontrol.

Jadi, mode pesawat adalah kewajiban yang masuk akal, bukan mitos.

Memang, kemungkinan ponsel Anda menjatuhkan sebuah pesawat sangatlah kecil. Namun, dalam dunia penerbangan, tidak ada ruang untuk “kemungkinan kecil”. Setiap protokol keselamatan dirancang berdasarkan prinsip kehati-hatian yang ketat.

By Gusde

Leave a Reply